Seharusnya di Post Kemarin

Shalom, Saudara. Sudah lama saya tidak memposting blog karena kesibukan yang tidak mengizinkan saya menulis dalam waktu lama. Sebenarnya hari ini pun masih banyak hal yang harus saya kerjakan tapi saya tidak bisa menahan diri untuk membagi pengalaman saya dengan Saudara. Masih seputar Dies Natalis. Kemarin saat kuliah praktikum kimia dasar tiba-tiba saya dipanggil oleh kakak kelas, anggota BEM seksi LITBANG angkatan 06. Dia menanyakan persiapan Dies Natalis kami karena saya diminta menghadap PUDEK II dan PUDEK III. Firasat saya yang tidak enak terbukti karena saat menghadap saya mendapat teguran langsung. Mereka berpendapat kalau perkembangan kami terlalu lambat dan mengatakan akan menyerahkan tanggung jawab ini pada angkatan 06 yang tidak mengadakan Dies jika kami tidak berkomitmen mengadakannya. saya langsung kaget. Dalam hati saya berteriak Tuhaan, tidak mungkin jadinya seperti ini. Saya secara halus menolak tawaran itu dan kembali ke ruang lab. Dalam hati saya bercampur kegalauan, kekecewaan, dsb. Bayangkan saja, proposal kami sudah selesai tiba-tiba ingin di ambil alih begitu saja. Saya tidak tahu terjadi pembicaraan apa antara PUDEK itu dengan angkatan 06. Namun saya yakin sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Saya tidak mengatakan apapun di depan PUDEK namun dalam hati saya berteriak Tuhan, saya tahu saya bukanlah anakMu yang baik. Saya masih suka terjatuh dalam dosa. Namun Tuhan saya percaya janjiMu atas saya dan teman-teman panitia. Saya percaya penyertaanMu. Kau akan mengadakan acara Dies Natalis kami. Saya percaya Engkau, Yesus.

Saya lalu konsultasi dengan Apit dan ketua. Tadinya saya menyerahkan tugas kepada sahabat saya. Dia sudah membuat namun belum di print. Kami mengambil inisiatif untuk pergi ke rental komputer. Di tengah jalan tiba-tiba anak-anak angkatan 06 mencegat kami dan menanyakan tentang perkembangan Dies Natalis kami. Kami pun menjawab perkembangan kami. Memang garis besarnya hanya tinggal pelaksanaan lapangan saja. Apit, sahabat saya sampai menjawab dengan ketus. Saya dan ketua berusaha menahan diri dan menjawab sekenanya. Bukannya merasa sok menghina didikan dan masukan. Namun siapapun pasti merasa kalau mereka mengincar sesuatu ada apa tiba-tiba menanyakan hal yang diluar kewenangan mereka. Padahal mereka tidak mengadakan tetapi seolah-olah mereka sudah berpengalaman dan mulai mengkritik kerja kami. Bukannya berpikir negatif, namun saya ingat sebuah ayat berbunyi hendaknya kamu tulus seperti merpati namun licik seperti ular. Nah, Saudara saran saya di situasi seperti inilah bagian kedua dari ayat tersebut di gunakan.

Setelah selesai memprint kami menghadap PUDEK lagi. Hasilnya brosur kami ditolak dan kami diminta membuat surat permohonan seminar kit dan merombak sedikit proposal kami. Masalah merombak proposal bukan suatu masalah. Namun yang menjadi masalah ialah membuat brosur. Kami yang notabene tidak mengerti desain di haruskan menyusun brosur. Kami mengerjakan semua itu berempat. Saya, Apit, ketua dan pacarnya. Yang mengagumkan ialah kami kuliah kimia analis II dari pukul 07.00 pagi, dilanjutkan tanpa jeda, praktikum kimia dasar dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00, istirahat satu jam langsung dilanjutkan dengan praktikum mikrobiologi dari pukul 13.00, selesai praktikum kami langsung berembuk mengerjakan tugas proposal dan menyusun brosur sampai pukul 19.00 lewat itupun brosur masih berantakan dan kami sepakat mengerjakannya besok pagi. Lebih luar biasanya lagi besok pukul 13.00 siang ada ujian Fisiologi Manusia dan kami belum belajar. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan sih sebenarnya. Saya sampai rumah pukul 08.45 kurang lebih. Mandi, makan tidak sempat belajar lagi langsung ketiduran. Juga tidak sempat menulis postingan. Benar-benar hari yang melelahkan. Namun saya mendapat suatu pelajaran hari ini. Saudara, mungkin segala sesuatu terlihat tidak sesuai dengan harapan Saudara, atau kadang terjadi sesuatu di luar perkiraan Saudara yang membuat kita putus asa, kecewa dan terluka. Padahal kita sudah berdoa sungguh-sungguh memintakan suatu hal. Percayalah Saudara, bahwa kadang Tuhan meletakkan anjing yang menggonggong di belakang kita atau ular sawah yang berbisa hanya untuk mendorong Saudara berlari lebih cepat menuju tujuan Saudara. Tuhan itu baik. Tidak mungkin Ia membiarkan Saudara dan saya anak-anakNya terluka. Dia tidak pernah memberi ular beracun pada yang minta roti. Saat kejadian menyakitkan datang, ingatlah akan satu hal, cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu. Gb.

Comments

Popular Posts