Apa hukuman Salib itu?
Penyaliban merupakan suatu bentuk hukuman yang dikenal oleh beberapa bangsa penyembah berhala pada abad pertama. Tak dapat dipastikan bahwa hukuman ini digunakan oleh bangsa Yahudi kuno, tapi kemungkinan besar tidak. Karena hukuman mati menurut hukum Musa atau Taurat adalah dengan pedang (Keluaran 21), dibakar (Imamat 20:14), dan dirajam dengan batu. (Ulangan 21:21). Digantung di atas kayu salib merupakan bentuk hukuman mati yang mengerikan, dan bagi umat Yahudi hukuman ini dihindari, karena dikutuk oleh Allah (Ulangan 21:23). Hukuman ini dimulai dengan mulai diolok-oloknya si terhukum. Dalam kasus Tuhan kita, pengolokannya dilakukan sebelum hukuman dijatuhkan, dan kemungkinan vonisnya dipercepat oleh Pilatus dengan tujuan untuk menghindari tuntutan hukuman yang lebih berat dari massa. Si terhukum harus membawa kayu salibnya sendiri ke tempat eksekusi yang berada di luar kota.
Sebelum dipaku secangkir cuka bercampur empedu (berfungsi semacam obat bius) diberikan kepada terhukum untuk meringankan rasa sakitnya. Tuhan kita menolak ini, sehingga Ia tetap sadar (Matius 27:34). Mereka mencucukan bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam pada sebatang hisop lalu mengunjukan ke mulut Yesus (Matius 27:48; Lukas 23:36). Ia meminumnya untuk menghilangkan derita dahagaNya (Yohanes 19:29). PenyalibanNya dilakukan sesuai dengan hukum Romawi yang berlaku pada masa itu. Ia disalibkan di antara dua penjahat, penggenapan akan Yesaya 53:12, (Lukas 23:32) dan disaksikan oleh sekelompok tentara Romawi dengan komandannya (Yohanes 19:23; Matius 27:36,54). Pematahan kaki para terhukum yang disalib dilakukan untuk mempercepat kematian mereka (Yohanes 19:31), tapi karena cepatnya kematian Tuhan kita menyebabkan kakiNya tak dipatahkan (19:33), sehingga nubuatan dari keluaran 12:46 digenapi.
KematianNya disebabkan oleh gagal jantung dan keluarnya darah dan air dari luka yang dibuat di lambungNya oleh prajurit Romawi membuktikan kematianNya (Yohanes 19:34). Tuhan Yesus mengucapkan beberapa kata saat Ia berada di atas kayu salib diantaranya, "Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." -Lukas 23:34. "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." -Lukas 23:43 dan juga dalam Yohanes 19:26, Matius 27:46, Markus 15:34, Yohanes 19:28, Lukas 23:46 dan Yohanes 19:30 "Sudah selesai". Pengarang : Matthew G. Easton, diedit oleh : Paul S. Taylor.
Semoga bisa menjadi berkat. Gb. Sumber : Jemika edisi Agustus 2008.
Sebelum dipaku secangkir cuka bercampur empedu (berfungsi semacam obat bius) diberikan kepada terhukum untuk meringankan rasa sakitnya. Tuhan kita menolak ini, sehingga Ia tetap sadar (Matius 27:34). Mereka mencucukan bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam pada sebatang hisop lalu mengunjukan ke mulut Yesus (Matius 27:48; Lukas 23:36). Ia meminumnya untuk menghilangkan derita dahagaNya (Yohanes 19:29). PenyalibanNya dilakukan sesuai dengan hukum Romawi yang berlaku pada masa itu. Ia disalibkan di antara dua penjahat, penggenapan akan Yesaya 53:12, (Lukas 23:32) dan disaksikan oleh sekelompok tentara Romawi dengan komandannya (Yohanes 19:23; Matius 27:36,54). Pematahan kaki para terhukum yang disalib dilakukan untuk mempercepat kematian mereka (Yohanes 19:31), tapi karena cepatnya kematian Tuhan kita menyebabkan kakiNya tak dipatahkan (19:33), sehingga nubuatan dari keluaran 12:46 digenapi.
KematianNya disebabkan oleh gagal jantung dan keluarnya darah dan air dari luka yang dibuat di lambungNya oleh prajurit Romawi membuktikan kematianNya (Yohanes 19:34). Tuhan Yesus mengucapkan beberapa kata saat Ia berada di atas kayu salib diantaranya, "Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." -Lukas 23:34. "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." -Lukas 23:43 dan juga dalam Yohanes 19:26, Matius 27:46, Markus 15:34, Yohanes 19:28, Lukas 23:46 dan Yohanes 19:30 "Sudah selesai". Pengarang : Matthew G. Easton, diedit oleh : Paul S. Taylor.
Semoga bisa menjadi berkat. Gb. Sumber : Jemika edisi Agustus 2008.
Comments
Post a Comment