Kebaikan Berbuah Manis

Shalom, Saudara. Puji Tuhan saya masih bisa menjumpai Saudara dalam bentuk renungan singkat saya ini. Kiranya Allah senantiasa menganugrahi Saudara dan saya dengan keindahan persekutuan dalam Kristus. Saya mau sharing sedikit perkembangan Dies Natalis kami. Jumat kemaren kami panitia berencana untuk menggelar pertemuan bersama guna menyelesaikan surat-surat yang tertunda. Pagi harinya ketua IMK menghubungi saya bermaksud mengajak saya berbenah sekre kami. Tadinya saya menolak. Entah mengapa ada suatu dorongan yang kuat memaksa saya untuk membantu ketua IMK. Akhirnya saya menyanggupi setelah satu kali menolak halus. Saya pun menghubungi Apit. Ternyata dia ada urusan sehingga tidak bisa datang. Akhirnya saya menghubungi ketua Dies Natalis. Ternyata tidak ada jawaban yang jelas. Akhirnya saya berangkat ke kampus membenahi sekretariat. Kebetulan yang akan membereskan cuma kami berdua, saya dan ketua IMK. Kami pun membagi tugas saya di bagian ruangan dan ketua saya mengurus taman. Saya mulai merapikan ruangan dalam dan menyusun alat-alat pada tempatnya. Sekretariat IMK sangat kotor ternyata karena banyak debu dan sarang laba-laba dimana-mana. Padahal setiap hari kami ke sana untuk beristirahat atau sekedar berkumpul bersama. Lalu saya dan sahabat saya, Binsar mengambil pesanan pupuk dan tanaman ketua kami, Bang Hinsa. Setelah itu Binsar membantu saya mengangkut meja. Setelah itu saya sapu dan setelah lumayan beres saya pun melihat-lihat taman. Akhirnya Saudara, saya bisa merasakan memegang cangkul meski cuma sebentar karena mau di pakai Bang Hinsa. Saya senang karena baru kali ini merasakan jadi petani. Hehe.

Tidak lama pekerjaan Bang Hinsa selesai dan dia melihat-lihat dan membenahi sedikit. Sekarang di sekretariat IMK sudah rapi dan ada pohon kecilnya. Tadinya saya berniat untuk menghias pohon itu tapi takut tidak sempat karena saya pun sibuk.

Setelah kami selesai beres-beres datanglah Vilin membawa berkas-berkas Dies dan laptopnya. Katanya dia hendak pergi outbond bersama rombongan anak-anak pataga alias kelompok pecinta alam seperti itu. Tadinya saya berniat untuk mengerjakannya di sekretariat. Atas usul Bang Hinsa dan kebetulan Vilin juga mengiyakan akhirnya saya bisa membawa laptop pulang ke rumah dan sedikit santai mengerjakan surat-surat itu di rumah. Jam 3 sore saya sudah pulang. Puji Tuhan padahal pagi harinya saya hanya memberitahukan rencana kegiatan saya hari ini membereskan sekretariat dan menyusun surat-surat Dies Natalis. Saya pun mengatakan pada Tuhan jam berapapun saya pulang tidak masalah. Saya ingin menjadi terang dan saya siap mengorbankan diri saya demi kemuliaan Tuhan. Tuhanpun memberi kemudahan bagi saya. Tuhan memang luar biasa. RencanaNya indah bagi setiap anak-anakNya. Cobaan sesulit apapun janganlah Saudara takut ataupun gentar. Percayalah Ia adalah Allah yang akan selalu menepati janjiNya. Gb.

Comments

Popular Posts