Kebaktian Minggu Yang Berkesan

Shalom Saudara. Seharusnya renungan ini saya post dari hari minggu namun karena kesibukan jadinya tertunda. Minggu ini gereja saya mengadakan kebaktian natal muda-mudi. Tahukah Saudara? Saat mulai menyanyikan lagu penyembahan, pertama-tama lagunya tampak asing di telinga saya, tetapi sangat akrab di hati saya. Entah kenapa inti dari semua lagu-lagu itu menggambarkan situasi saya yang sedang bergumul menantikan janji Tuhan dan tetap setia menyenangkan hati Tuhan dalam perjuangan saya mengadakan Dies Natalis. Yang mencengangkan hati saya ialah saat pendeta mulai membagikan firman, saya seolah diingatkan untuk terus bersukacita dan mengalami mujizat natal bukan hanya setiap tanggal 25 Desember, Saudara. Tetapi disetiap menit di setiap hidup saya.

Inti dari firman minggu itu ialah Tuhan rindu melihat kita mengalami mujizat natal. Arti sebenarnya mujizat natal bukanlah kesembuhan jasmani saja tetapi kesembuhan rohani. Dosa manusia yang terampuni, hadirnya kesukaan besar dan adanya perubahan dari cara hidup Saudara dan saya yang penuh dosa. Setiap manusia tidak lepas dari dosa. Usaha manusia untuk lepas dari dosa itu sia-sia bahkan segala kebaikan Saudara diibaratkan kain kotor oleh Tuhan. Saudara mungkin pernah mendengar untuk masuk surga harus banyak berbuat baik. Itu tidak salah. Tapi pertanyaannya, harus sebaik apakah Saudara? Karena pada kenyataannya dalam diri manusia selalu ada rasa egois. Pikiran jahat bisa saja terlintas tanpa Saudara pikirkan dan tahukah Saudara bahwa bagi Tuhan itu adalah kekejian?

Saudara, yang menjadi pemisah antara Saudara dan Tuhan ialah segala dosa Saudara. Tapi tenang, karena Bapa kita di sorga sangat mengasihi Saudara dan saya, sehingga Ia rela meninggalkan segala kemuliaanNya dan menjadi manusia yang kemudian di kenal dengan nama Yesus. Saudara harus mengaku percaya dengan mulut Saudara tentang karya penyelamatan Yesus. Bahwa Ia-lah juruselamat baru Saudara diselamatkan. Kenapa harus percaya kepada Anak dahulu baru di selamatkan? Sebagian saudara kita ada yang percaya kepada Bapa tetapi tidak percaya kepada Anak. Jawabannya baru saya dapatkan sekarang Saudara. Karena kasih. Saat seseorang hanya percaya kepada Bapak saja, kasih tidak akan sempurna karena tidak ada pengorbanan yang di lakukan. Tidak ada karya penebusan Anak yang menunjukan betapa kasihnya Allah kepada Saudara dan saya. Karena tanpa pengorbanan Anak di kayu salib, tidak akan pernah ada manusia yang diselamatkan dari maut. Hanya Anak yang mampu memutihkan hati Saudara dan saya yang penuh dosa. Sehingga Saudara dan saya mempunyai keberanian untuk menghadap Bapa.

Karya penyelamatan yang indah itu akan membuahkan sukacita dalam hidup orang beriman. Karena Saudara dan saya telah bebas dari dosa yang berbuah ketakutan, kesombongan, keegoisan, kesepian, maka sepantasnya hidup Saudara dan saya penuh sukacita. Meski begitu, orang beriman harus berhati-hati karena setiap saat iblis akan mencoba mencuri sukacita Saudara dan saya. Tetaplah melekat pada Tuhan dan andalkanlah Dia setiap waktu karena hanya daripadaNya datang sukacita surgawi.

Segala sukacita surgawi yang telah di anugrahkan Tuhan kepada Saudara akan membuat Saudara yang dulu hidup dalam dosa mengalami perubahan. Tidak ada lagi penghambaan diri kepada dosa. Saudara akan mulai mengalami apa yang dinamakan kelahiran baru. Artinya Saudara telah meninggalkan cara hidup Saudara yang lama dan mengikut Kristus dengan penuh sukacita.

Percayalah Saudara hidup dalam Tuhan itu enak. Karena Ia menyediakan dan mencukupkan segala kebutuhan anak-anakNya. Tuhan baik bagi setiap orang yang berharap hanya kepadaNya. Gb.

Comments

Popular Posts