The Ex first
Percayakah kamu sama yang namanya takdir?
Cerita ini ku buat di masa masa sulit. Saat dimana aku tak bisa melihat dengan baik. i'm blindfold. Masih dalam tahap pengerjaan, jadi akan di lanjutkan kemudian. Tahu gak sih terkadang aku merasa Tuhan tuh kejam banget. Tapi ternyata terbalik. Aku yang kejam sama Tuhan.
Tuhan, gw bosan. JalanMu itu membosankan banget. gw lagi buta nih Tuhan... gak keliatan. semuanya gelap. gw ga bisa liat janjiMu. terus gimana caranya gw jalan kalau ga bisa liat.
Kisah ini di mulai ketika dunia berada dalam masa peperangan yang dahsyat. Peperangan antara kebaikan melawan kejahatan. Peperangan yang memaksa tiga anak yang polos dari bangsa kurcaci, bangsa yang paling lemah terjebak dalam peperangan besar itu dan akhirnya terjun untuk mengambil bagian mereka dalam peperangan, melakukan apa yang mereka dapat lakukan. Masa indah saat mereka tinggal di sebuah Desa Sepatu di bawah naungan sebuah Pohon Oak tua yang rimbun tempat mereka bermain harus berakhir. Mereka pun memulai perjalanan panjang bersama anak manusia mencari mitos harta karun yang dapat mengalahkan kekuatan penyihir jahat dan mengambil kembali kedamaian yang di perjuangkan oleh semua orang, dan menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.
Alkisah pada zaman dahulu kala, di sebuah istana megah yang terletak di puncak gunung yang ujungnya mencapai langit, hiduplah seorang Raja yang kaya raya. Raja itu juga terkenal sangat baik hati dan di cintai rakyatnya. Ia memiliki sebuah harta karun rahasia yang nilainya lebih berharga dari 1 ton emas murni dan 1 ton berlian : harta karun itu disebut Agape.
Namun ada seorang penyihir jahat yang mengincar Agape dan tidak suka dengan kepopuleran sang raja. Sang penyihir hitam tua itu, En menyerang istana dan mengutuk seluruh istana menjadi hitam dan gelap sehitam malam. En juga menyihir seluruh wilayah sekitar istana selalu gelap dan mendung sehingga tidak ada sebersit cahaya pun di area itu.
Tidak di ketahui nasib sang Raja dan pelayannya, tetapi En tidak pernah berhasil memasuki ruang penyimpanan Agape yg bersinar keemasan. Jadi En meletakkan banyak penjaga mengerikan mengelilingi kastil hitam itu dan ia menganggap drinya telah berhasil memiliki Agape.
Menurut cerita, hanya orang berhati suci saja yang bisa membuka ruang penyimpanan Agape. Hal yang tidak bisa di lakukan oleh En.
Desa Sepatu, masa kini.
Cahaya matahari pagi yang hangat menerobos sela-sela daun pohon Oak yang rimbun menyinari Desa Sepatu yang baru akan memulai aktivitasnya.
Di sebuah sepatu pantofel butut berwarna coklat,seorang anak kurcaci berlari keluar rumah.
“Mama, aku pergi dulu...” ujar anak kurcaci dengan kaos T-shirt dan celana pendek berlari keluar pintu jendela dan meluncur turun lewat lidah sepatu.
“Al... jangan sisakan makananmu!” teriak mama dari dapur setelah menyadari kalau Al menyisakan pollen, makanan yang ia tidak sukai. “ anak ini...”
“kalau soal lamina, Al memang paling cepat ya...” ujar Papa yang baru masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.
“anak itu... tidak pernah mau makan lamina- yang di sebut lamina adalah serat daun - padahal ini sangat baik untuk pertumbuhannya.”
“biar saja, yang namanya anak laki-laki itu harus energik. Nanti juga tumbuh besar sendiri ”
“...Papa...”
Anak kurcaci lainnya menyapa Al dari kejauhan. “Al...!! “ panggil seorang anak kurcaci perempuan berambut kepang dua dengan sebuah celemek putih riang.
Al mengangkat tangan kanannya. “Rut!!” panggilnya dengan penuh semangat sambil berlari mendekati gadis manis itu. “ lho, mana Ro?”
“Entahlah..”
Tak berapa lama, seorang anak kurcaci tampak berlari pelan mendekati mereka. “Heeiiii...” sapanya dari jauh.
“Ro, kamu kemana saja?” tanya Al. “ kenapa kamu seperti kehabisan nafas?”
“huaa, aku susah payah kabur tahu.. hari ini ibuku masak lamina. Kalau tidak makan aku tidak boleh keluar main...” ujar Ro sambil mengatur nafasnya.
“Ha? Ibuku juga masak lamina, kalau begitu nasib kita sama nih..” ujar Al sambil tertawa.
“Sama bagaimana?” tanya Rut bingung.
“ hehe... aku juga kabur saat di suruh makan lamina.. :P”
“Apaa?? Padahal lamina baik untuk pertumbuhanmu lho... “ omel Rut.
“Rut suka lamina sih..” keluh Ro.
“cara marahnya sama kayak ibuku... -_-;” kata Al sambil menggaruk kepalanya.
Ketiga anak kurcaci berlari melewati jalan setapak dan bertemu dengan banyak warga. Paman Ef yang sedang menaiki menaiki lebah dan tengah ingin memanen royal jelly dari sarang madu yang letaknya di atas pohon Oak tua, dan milik warga desa sepatu. Mereka membajak sawah d waktu mereka bermain di padang ilalang yang terletak di sebelah timur Desa sepatu. Padang tersebut di penuhi dengan bunga-bunga liar dengan banyak serbuk sari yang di terbangkan angin dan jatuh di permukaan tanah. Anak-anak sangat suka mengumpulkan serbuk sari karena rasanya yang manis seperti ceri hutan.
Comments
Post a Comment