Walking With God
Cerita ini mengambarkan bagaimana Tuhan menuntun kita melewati sebuah jalan yang bernama kehidupan. Saat kita mengikuti Dia, maka secara tidak langsung kita akan di masukkan dalam sebuah "master plan"nya Tuhan. terkadang kita terjebak dengan sebuah area kecil yang di namakan dengan kebiasaan kita. namun Tuhan ingin agar kita bisa melangkah lebih dari itu. dari kekuatan yang besar, timbul tanggung jawab yang besar. Bagaimana Tuhan bisa mempercayakan berkat/ talenta yang besar jika kita tak memiliki tanggung jawab yang besar juga :)
please enjoy reading :)
Pagi hari ini aku telah berjanji untuk berjalan2 bersama Tuhan. Aku telah menungguNya di rumahku.
Tak lama aku menunggu, sebuah ketukan yang halus terdengar di pintu rumahku. Aku pun membuka pintu dan tersenyum. Tuhan telah datang menjemputku. Ia datang dengan sederhana namun menurut ukuranku sangat luar biasa dengan sinar kemuliaanNya yang membuatku terpesona.
"ayo, kita pergi sekarang." ujarNya lembut.
Aku menatap mataNya dan berkata, "kemanakah kita akan pergi hari ini? Aku telah menyiapkan beberapa benda untuk bekal kita dijalan. Kalau kiranya kita nanti membutuhkan sesuatu, aku bs mengambilny dulu dirumahku."
tapi Tuhan mengelengkan kepalanya. "ku pikir kamu tidak akan membutuhkan hal itu, karena Aku yang akan menyediakan segalanya untukmu."
Ah, Ia kembali mengatakan kata2 andalanNya. Tapi aku menatap kedua tanganNya yang terbuka. Ia sama sekali tidak membawa satu peralatanpun di tubuhnya. Aku menatapNya dengan wajah cemas. Tapi Ia telah membaca seluruh hatiku. Yah, tidak ada yang bisa ku sembunyikan dariNya.
"Aku telah menyediakan yang terbaik untkmu. Percayalah. Akankah kita pergi sekarang? Matahari bergerak semakin tinggi.." ujarNya menjulurkan tangan kiriNya kearahku.
Oh, baiklah. Aku jg tidak mau berlama2. "baiklah kalau bgt.. Aku tidak sabar ingin menunjukkan padaMu daerah2 terindah yang biasanya aku lewati." ujarku senang dan meraih genggaman tanganNya.
Pertama2 kami berjalan, aku dengan antusias menunjukan tempat2 yang biasa ku lewati. Aku mengajakNya melalui taman kecil. Ia hanya tersenyum mendengar penjelasanku.
"nah, yang ini adalah tempat aku menghabiskan waktuku. Yah, agak sedikit kotor dan kecil.. Tapi aku tdk bs menemukan tempat lain yg lbh bgus daripada ini." ujarku malu-malu.
"tidak, tidak.. Kamu pasti akan menemukannya." ujar Tuhan dengan tenang tapi aku tdk mengerti ucapanNya kala itu.
Kami melanjutkan perjalanan. Namun anehnya, tiba2 saja dalam waktu sekejap aku telah kehabisan tempat yang bisa ku tunjukan ...kepada Sang Raja. Selain itu tidak ada satu pun dari tempat2 itu pantas untuk ditunjukan di hadapan Tuhan. Saat selesai mendatangi tempat terakhir, aku kemudian terdiam. Namun Tuhan membaca pikiranku seperti yang hampir selalu Ia lakukan.
"Ada apa anakKu?" ujarNya dngan lembut namun membuat hatiku bergetar.
"Tuhan, tampaknya aku berbuat kesalahan untuk hari ini... aku berniat untuk menunjukan padaMu tempat2 yang luar biasa. tapi tidak ada satupun dari tempat yang aku tunjukan pantas untuk Kau lihat. kelihatannya aku membuat hari ini jadi tidak menyenangkan bagiMu. aku telah menunjukan semua tepat yang aku tahu. tapi ini tempat terakhir yang bisa aku tunjukan... apa Tuhan marah?" kataku sedih.
Tuhan tidak merubah mimik wajahNya. "hmm, agak sulit ya. tapi Ku rasa kita bisa memperbaiki hal ini..." ujar Tuhan dengan tenang.
"Apa? benarkah? bagaimana caranya Tuhan?" tanyaku penasaran.
"Mudah, caranya hanya kamu harus diam dan biarkan Aku yang mengambil kendali. apa itu bisa kau patuhi?"
"Tapi..." Aku mulai ragu apakah Tuhan bisa menunjukan jalan. "entahlah Tuhan... rasanya sedikit aneh. aku terbiasa menentukan langkahku sendiri saat tiba-tiba aku harus mengikuti langkahMu, aku tidak tahu..." ujarku agak ragu.
Aku menatap mata Tuhan. ah, sorot mataNya membuatku tidak tahan untuk mengikuti perkataanNya. Aku menyesali kenapa aku selalu lemah dengan tatapan mataNya. tapi mau bagaimana lagi, aku membuat janji hari ini, itu pun karena kharisma yang terpancar di mataNya yang berlimpah kasih. "Jadi, bagaimana?" tanya Tuhan sekali lagi.
Aku menelan ludah. "Oke, baiklah Tuhan... sekali ini saja. tapi jika Kau tidak bisa menemukan jalan yang baik, jangan ragu-ragu untuk memanggilku ya..."
"Tuhan mengenggam tanganku dengan tanganNya yang kuat. "Aku percaya kau tidak perlu sama sekali melakukan hal itu." ujar Tuhan mulai melangkah mendahuluiku untuk membuka jalan. sekali lagi, aku tidak mengerti maksud perkataanNya saat itu.
Perjalanan kami dimulai. Tuhan membawaku melewati jalan yang berbatu, terjal dan bukit yang tinggi sangat menakutkan. Aku mulai bertanya padaNya. kemana kita akan pergi dan apakah Ia tersesat atau salah jalan.
"Kita hampir sampai." Kata Tuhan yang menenangkanku.
Kami pun terus berjalan sampai akhirnya aku tidak sanggup lagi dan minta Tuhan menghentikan perjalanan. Tuhan menghentikan perjalanan kemudian Tuhan menunjukan padaku pemandangan terindah yang pernah aku lihat seumur hidupku. sebuah pelangi besar berwarna-warni terbentang di langit biru yang cerah. aku terpukau.
"indah bukan?"
"Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini..."
"Sekarang percayakah engkau padaKu?" Tanya Tuhan. "Aku akan menunjukan lagi padamu tempat - tempat terindah yang belum pernah kau temui. Hanya cukup ikuti langkahKu."
Aku tersenyum menatap pelangi yang sama indahnya dengan janji Tuhanku. Ku pikir tidak buruk juga. selain itu aku sudah cukup bosan dengan tempat-tempat yang biasa aku datangi. ya, aku ingin menjelajahi tempat-tempat yang lain bersama Tuhanku.
Sejak saat itu aku membiarkan Tuhan jadi penunjuk jalanku. Kami berjalan bersama melewati jurang yang dalam dan terjal namun aku tidak takut karena Ia menjanjikan pemandangan terindah yang akan menjadi tempat kenangan kami. Seperti janjiNya, Ia menjagaku dan aku sekarang mulai menerti saat pertama kali Ia bilang bahwa aku tidak perlu khawatir dan membawa barang2 dari rumahku karena Ia menyediakan yang aku perlukan selama perjalanan kami tepat pada waktunya.
Ia tidak pernah memanggilku untuk menanyakan jalan. lebih baik lagi, ia suka menceritakan segala sesuatunya padaku sepanjang perjalanan dan aku belajar banyak dariNya. Hidupku tidak akan pernah sama lagi. ya, hidupku akan selalu penuh warna karena Tuhan.
:)
please enjoy reading :)
Pagi hari ini aku telah berjanji untuk berjalan2 bersama Tuhan. Aku telah menungguNya di rumahku.
Tak lama aku menunggu, sebuah ketukan yang halus terdengar di pintu rumahku. Aku pun membuka pintu dan tersenyum. Tuhan telah datang menjemputku. Ia datang dengan sederhana namun menurut ukuranku sangat luar biasa dengan sinar kemuliaanNya yang membuatku terpesona.
"ayo, kita pergi sekarang." ujarNya lembut.
Aku menatap mataNya dan berkata, "kemanakah kita akan pergi hari ini? Aku telah menyiapkan beberapa benda untuk bekal kita dijalan. Kalau kiranya kita nanti membutuhkan sesuatu, aku bs mengambilny dulu dirumahku."
tapi Tuhan mengelengkan kepalanya. "ku pikir kamu tidak akan membutuhkan hal itu, karena Aku yang akan menyediakan segalanya untukmu."
Ah, Ia kembali mengatakan kata2 andalanNya. Tapi aku menatap kedua tanganNya yang terbuka. Ia sama sekali tidak membawa satu peralatanpun di tubuhnya. Aku menatapNya dengan wajah cemas. Tapi Ia telah membaca seluruh hatiku. Yah, tidak ada yang bisa ku sembunyikan dariNya.
"Aku telah menyediakan yang terbaik untkmu. Percayalah. Akankah kita pergi sekarang? Matahari bergerak semakin tinggi.." ujarNya menjulurkan tangan kiriNya kearahku.
Oh, baiklah. Aku jg tidak mau berlama2. "baiklah kalau bgt.. Aku tidak sabar ingin menunjukkan padaMu daerah2 terindah yang biasanya aku lewati." ujarku senang dan meraih genggaman tanganNya.
Pertama2 kami berjalan, aku dengan antusias menunjukan tempat2 yang biasa ku lewati. Aku mengajakNya melalui taman kecil. Ia hanya tersenyum mendengar penjelasanku.
"nah, yang ini adalah tempat aku menghabiskan waktuku. Yah, agak sedikit kotor dan kecil.. Tapi aku tdk bs menemukan tempat lain yg lbh bgus daripada ini." ujarku malu-malu.
"tidak, tidak.. Kamu pasti akan menemukannya." ujar Tuhan dengan tenang tapi aku tdk mengerti ucapanNya kala itu.
Kami melanjutkan perjalanan. Namun anehnya, tiba2 saja dalam waktu sekejap aku telah kehabisan tempat yang bisa ku tunjukan ...kepada Sang Raja. Selain itu tidak ada satu pun dari tempat2 itu pantas untuk ditunjukan di hadapan Tuhan. Saat selesai mendatangi tempat terakhir, aku kemudian terdiam. Namun Tuhan membaca pikiranku seperti yang hampir selalu Ia lakukan.
"Ada apa anakKu?" ujarNya dngan lembut namun membuat hatiku bergetar.
"Tuhan, tampaknya aku berbuat kesalahan untuk hari ini... aku berniat untuk menunjukan padaMu tempat2 yang luar biasa. tapi tidak ada satupun dari tempat yang aku tunjukan pantas untuk Kau lihat. kelihatannya aku membuat hari ini jadi tidak menyenangkan bagiMu. aku telah menunjukan semua tepat yang aku tahu. tapi ini tempat terakhir yang bisa aku tunjukan... apa Tuhan marah?" kataku sedih.
Tuhan tidak merubah mimik wajahNya. "hmm, agak sulit ya. tapi Ku rasa kita bisa memperbaiki hal ini..." ujar Tuhan dengan tenang.
"Apa? benarkah? bagaimana caranya Tuhan?" tanyaku penasaran.
"Mudah, caranya hanya kamu harus diam dan biarkan Aku yang mengambil kendali. apa itu bisa kau patuhi?"
"Tapi..." Aku mulai ragu apakah Tuhan bisa menunjukan jalan. "entahlah Tuhan... rasanya sedikit aneh. aku terbiasa menentukan langkahku sendiri saat tiba-tiba aku harus mengikuti langkahMu, aku tidak tahu..." ujarku agak ragu.
Aku menatap mata Tuhan. ah, sorot mataNya membuatku tidak tahan untuk mengikuti perkataanNya. Aku menyesali kenapa aku selalu lemah dengan tatapan mataNya. tapi mau bagaimana lagi, aku membuat janji hari ini, itu pun karena kharisma yang terpancar di mataNya yang berlimpah kasih. "Jadi, bagaimana?" tanya Tuhan sekali lagi.
Aku menelan ludah. "Oke, baiklah Tuhan... sekali ini saja. tapi jika Kau tidak bisa menemukan jalan yang baik, jangan ragu-ragu untuk memanggilku ya..."
"Tuhan mengenggam tanganku dengan tanganNya yang kuat. "Aku percaya kau tidak perlu sama sekali melakukan hal itu." ujar Tuhan mulai melangkah mendahuluiku untuk membuka jalan. sekali lagi, aku tidak mengerti maksud perkataanNya saat itu.
Perjalanan kami dimulai. Tuhan membawaku melewati jalan yang berbatu, terjal dan bukit yang tinggi sangat menakutkan. Aku mulai bertanya padaNya. kemana kita akan pergi dan apakah Ia tersesat atau salah jalan.
"Kita hampir sampai." Kata Tuhan yang menenangkanku.
Kami pun terus berjalan sampai akhirnya aku tidak sanggup lagi dan minta Tuhan menghentikan perjalanan. Tuhan menghentikan perjalanan kemudian Tuhan menunjukan padaku pemandangan terindah yang pernah aku lihat seumur hidupku. sebuah pelangi besar berwarna-warni terbentang di langit biru yang cerah. aku terpukau.
"indah bukan?"
"Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini..."
"Sekarang percayakah engkau padaKu?" Tanya Tuhan. "Aku akan menunjukan lagi padamu tempat - tempat terindah yang belum pernah kau temui. Hanya cukup ikuti langkahKu."
Aku tersenyum menatap pelangi yang sama indahnya dengan janji Tuhanku. Ku pikir tidak buruk juga. selain itu aku sudah cukup bosan dengan tempat-tempat yang biasa aku datangi. ya, aku ingin menjelajahi tempat-tempat yang lain bersama Tuhanku.
Sejak saat itu aku membiarkan Tuhan jadi penunjuk jalanku. Kami berjalan bersama melewati jurang yang dalam dan terjal namun aku tidak takut karena Ia menjanjikan pemandangan terindah yang akan menjadi tempat kenangan kami. Seperti janjiNya, Ia menjagaku dan aku sekarang mulai menerti saat pertama kali Ia bilang bahwa aku tidak perlu khawatir dan membawa barang2 dari rumahku karena Ia menyediakan yang aku perlukan selama perjalanan kami tepat pada waktunya.
Ia tidak pernah memanggilku untuk menanyakan jalan. lebih baik lagi, ia suka menceritakan segala sesuatunya padaku sepanjang perjalanan dan aku belajar banyak dariNya. Hidupku tidak akan pernah sama lagi. ya, hidupku akan selalu penuh warna karena Tuhan.
:)
Comments
Post a Comment